Seperti apa kita esok


Esok seperti apa kirakira?
tanggaltanggal yang kita ikuti nampaknya acuh
dan para musim membangkang tak pasti

bibitbibit yang terlanjur basah masa depan kami.
telah mati digilasnya.
dan sekantung bibit kering yang menjadi modal dihari esok,
terpaksa kita pertaruhkan

'apakah ini cara kau mengajarkan judi kepada kami.
Tuhan?
menggunakan bekal hari esok
untuk dipertaruhkan dihari ini'

aku tak ingin berjudi
namun kau tetap memaksa
dengan keadaan yang kau timpakan kini

tak ada yang kami harapkan
selain kemenangan dihari ini--tuhan.
atas bekal hari esok yang telah kami pertaruhkan

'dengarlah keluh kami Tuhan'

doaku adalah kehendakmu
harapku adalah kehendakmu
jatuhku adalah kehendakmu
bangkitku adalah kehendakmu
dan kehendakmu adalah segalanya.

Semarang, 2012


Sajak Tuhan Untukku Telah ada Sebelum Aku diadakan

ini bukan pembangkangan terhadapmu tuhan
aku hanya menerawang sajak yang telah kau tuliskan;
sebelum raga dan ruhku membaca
dengan sendirinya.

Apakah sama, yang kau tuliskan untukku
sebelum kuketahui itu,
dan ketika aku membacanya dikemudian hari nanti?

aku meyakini sajakMu untukku
telah ada sebelum aku kau adakan
kau tulis dengan pensil dan penamu.
yang tak tahu entah kapan kau menuliuskannya;
aku percaya

pada bait mana kau tulis dengan pensilmu
dan pada bait mana kau tulis dengan penamu.

kau
hanya membekaliku sebuah pensil
beserta karet penghapus saja.

lantas aku menerawang bait-bait didalam sajak.
apakah itu bait yang tertulis dari pensil,
ataukah bait yang tertulis dengan pena;
bekalmu ku gunakan
untuk melengkapi dan merubah
tulisan pada baitbait sajakmu.

namun aku hanyalah amba yang tak berdaya
ketika Kau telah berkehendak.
tulisan yang telah kutulis
sewaktuwaktu tak sepereti rubahanku;
sebab aku adalah kehendakMu semata

semarang, 2012

Cahaya

Dihadapkannya aku kepada akal yang mulai dewasa
meraba cahaya; iman dan taqwa
menyorot mendekat, menyilau, membuatku tak tampak melihat
justru kegelapan muncul didepan mata,

'aku terpejam
lalu kupalingkan tatapku kebelakanag,
cahaya membias ditepi kegelapan'.

akal menyimpan banyak tanya tentang cahaya;
diburu, dicari, dan diinterogasi
demi sebuah kebenaran untuk pedoman.

'satu persatu terjawab dari satu
dua menjawab lain lagi
tiga, empat dan semuanya;
menunjukan pembenaran masingmasing'

seperti apakah kau cahaya,
yang sebenarabenar cahaya?
yang benarbenar mampu menerangi?

aku tak lelah, untuk mencari dan menginterogasi
kau wahai cahaya.


Semarang, 2012