Langit-langit Dinding

menatap langit-langit dinding
menerawang tragedi pilu yang kemarin terjadi
terkapar diatas ranjang
mengerang sakit akibat ulah yang kau pertahankan
dalam dada berdetak kencang
mata berkaca kemudian pecah mencair

langit-langit dinding menghujat;
apakah kau akan tetap seperti ini?!
mungkin saja kau buta..
mengidap ketololan yang berkepanjangan
lihatlah?!
darahmu semakin banyak terbuang..
membanjiri ruangmu..

melemahkan syaraf-syaraf normal..

tetap saja kau bersikap kukuh

kau itu pembohong!!
dihadapan kawan kau terlihat kuat
namun kau memendam duka
yang lebih dari sebuah cerita yang kau tuturkan

langit-langit dinding kemudian berkaca-kaca.
berdiam tak lagi bicara
melihat itu adalah hakmu

semarang,2011

"Indahnya Bercumbu"




bibirku bercumbu dengan bibirmu..
menyatu mengalunkan melodi..
kau bernada ketika ku hisap..
kau bernada ketika ku tiup..
kecil mungil kugenggam..
ku peluk mesra bermain nada..

"Kau Dimana Jogja"

kau dimana..
kau bilang kau dimalioboro
kau bilang kau di parang tritis
kau bilang kau di keraton
kau bilang kau di sarkem
kau dimana jogja?

‘jogja 2011′
Sebatas Itu Aku Mengira-ira


terlahir dibulam ke-2
hari ke-5,
tahun berikut setelah aku ada..(1990)

Adzan berkumandang di telinga kanan,
bebrapa saat setelah kau berteriak kencang
menyapa bumi..

air mata bergelinang disampingmu
memeluk kasih sayang yang dalam..

tak henti kau sapa bumi dengan kencang,
dalam sebuah pelukan..

kau pun disambut dengan air surga,
karunia TUHAN..,
yang dititipkan prantara ibu..

semarang,2010